“Jika kita meyakini bahwa Allah telah mengatur segala urusan kita
dengan sangat baik, sesuai takaran, sesuai kemampuan, dan semuanya
adalah anugerah, maka kenapa kita masih khawatir dan gelisah dengan
teman pilihanNya? “
“Seperti Dia yang telah memilihkan orangtua
untuk kita, tidak ada keniscayaan, orangtua kita adalah takdir yang
tidak akan pernah bisa kita tampikan, kita rela, ridha, haru, bersyukur
sangat dalam telah menjadi amanah mereka“
“Maka jatuh cinta bagiku, bisa pada siapa saja,
jatuh
cinta dengan alasan. Jika pun ada kecenderungan, selalu ingatlah ada
sang Maha pembolak balik hati, masa depan kita masih terhijab waktu“
“Hiduplah dengan caraNya, yang penting bukan siapapun, tapi bagaimanapun aku “
“Belajar dari Bunda Asiyah, Khadijah, Aisyah, Fatimah, Asma bint Abu Bakar”
“Belajar dari Nabi Nuh, Umar bin Abdul Aziz, Salman Al Faris“
Takdir-takdir Allah yang sangat tak terjangkau oleh nalar-nalar manusia, kenapa masih tergoda oleh yang rendah?
Menjaga diri adalah bentuk ketaatan dan keyakinan, bahwa kita punya takdir yang dipilihkan, waktunya, tempatnya, temannya.
Sederhana
saja, masih banyak rasa lezat yang didapatkan tidak hanya pada rasa
manis. Bahkan pahit sangat lezat karena memang tempatnya.
Sederhana, sesuai caraNya, serahkan saja.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment