
pahami, maknai.. jangan hanya berdiam diri,
kurasa kau tak tuli..
-kalau begitu aku akan menyapanya lagi,
-memang seharusnya begitu, tapi apa kau tak - malu?
-kenapa? bukankah dia selalu memaafkan, bukankah tangannya selalu terbuka lapang? meskipun segunung dosa yang ku lakukan?
-sepertinya hatimu terlalu rapat tak terbuka,
bahkan kulihat pintunya saja berlumut bau,
-yang aku tahu, bahkan jika memang seperti itu keadaanku, dia akan tetap menyambutku. Bukankah seperti itu?
-bukan seperti itu maksudku teman, apa kau tak pernah merasa bersalah padaNya, apakah kau tak malu, ketika kau berulang kali pergi, kau kembali dengan banyak hal dan kau dengan lancarnya meminta Dia menyelesaikan urusanmu itu,..
-apakah itu salah? bukankah dia penyayang?
-aku pikir, mungkin ketika kau tertimpa suatu hal yang berat, hati dan pikiranmu akan bekerja sama memberitahu betapa egoisnya kau saat ini, tapi aku harap bukan hal seperti itu yang menyadarkanmu..
***
seperti sinetron saja...'~'
Dia baik,
semakin berpikir, semakin banyak hal yang kusyukuri dari setiap pemberianNya,
apa? *semakin bingung*
terima kasih waktu, sediakan setiap detiknya untuku,ternyata Tuhan pesankan itu dari dulu..
kembali sendiri, aku sadar jauh kembali,
rindu lagi, aku tahu nanti pergi lagi,
percuma bukan? bukan sesuatu yang sakral..
lelah sakit terus seperti itu,, bagaimana lagi kawan?
ketika begini, Tuhan sangat baik,
dari dulu,,
ketika begini,
aku punya pena,Tuhan berikan jalan,,
ketika begini
yang kubisa hanya goreskan tinta,,
ketika begini
aku tak sendiri,,melihat warna warni itu,
ketika begini,
aku lelah menangis seharian,,
Tuhan aku lelah, bolehkah aku tidur disampingMu?
nicha yuri
No comments:
Post a Comment