Monday, June 17, 2013

Tak Berjarak





Jarak, berjarak, antara perspektif, keberanian, dan rentang
masih antara aku, kamu, bahkan dia
yang menjadikan KITA.
jarak, rentang, adalah tentang banyak hal. Mereka bercerita tentang waktu-waktu yang terlewati. yang kita lewati bersama ataupun setelahnya. Tentang masalalu yang tidak seluruhnya manis,  hingga saat sekarang, saat saling sapa dan bertemu dalam masa yang berbeda, agak lebih dewasa.
tapi entahlah, tentang perspektif "kita", yang berbeda satu dan yang lainnya. aku memandangmu begini, kaupun punya punya kacamata sendiri. Setelah bertambah usia, dan jarak juga rentang antara kita, sebaiknya ubahlah perspektif lama, menjadi lebih bijaksana.
selain menjadi waktu, rentangpun adalah tentang usia. Rentang yang ini pun membuatku memberanikan diri melihat kalian. menyapa dan menebar rasa
.
Sekali lagi tentang jarak, perspektif, keberanian, dan rentang yang semoga membuat kita semakin tidak "berjarak". 

Dari Abdullah bin ‘Amr dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa beliau bersabda:
لَيْسَ الْوَاصِلُ بِالْمُكَافِئِ وَلَكِنْ الْوَاصِلُ الَّذِي إِذَا قُطِعَتْ رَحِمُهُ وَصَلَهَا
“Orang yang menyambung silaturrahmi bukanlah orang yang membalas akan tetapi orang yang menyambung silaturrahmi adalah orang yang menyambungnya ketika dia itu terputus.” (HR. Al-Bukhari no. 5991)

وَعَنْ أَنَسٍ رضي الله عنه عَنْ اَلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: ( وَاَلَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَا يُؤْمِنُ عَبْدٌ حَتَّى يُحِبَّ لِجَارِهِ - أَوْ لِأَخِيهِ- مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ )  مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari Anas bin Malik radhiallâhu 'anhu dari Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Tidaklah (sempurna) iman seseorang diantara kalian hingga dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri". (H.R. Muttafaqun 'Alaih).

Sunday, June 16, 2013

Mengurai hal-hal yang sangat kusut.





Apa jadinya bila pada satu malan adalah deadline dalam jadwal kamu untuk menyelesaikan sebuah makalah dan belajar tentang hambatan atensi, persepsi dan motorik. Apa jadinya bila sampai jam 19.43, yang kau lakukan hanya memecet tuts tuts keyboard saja. Dan apa jadinya ketika dari pagi kau hanya memasukan semangkuk mie kedalam perutmu itu?
Jadinya adalah belum ada apa apa yang kau lakukan. Masih stagnan. Seperti isi kepala dan isi hatimu itu. Seperti saat kau masih menjadi siswa di SMA. Seperti kau pertama kali menginjakkan di Universitas ini. Dan seperti saat sekarang, saat kau masih juga memencet tuts-tuts keyboard ini.
Setiap kita adalah makhluk Tuhan yang sempurna. Mempunyai akal, hati dan raga yang menjadi modalitas bagi kelangsungan hidup. Selanjutnya adalah bagaimana cara kita memanfaatkannya agar menjadi maksimal dan termanfaatkan. Tetapi, meski begitu, sebenarnya apa yang salah, sampai –sampai saya hanya maju satu senti dalam satu hari?
Sepertinya karena usaha yang kurang? Sepertinya karena salah jalan? Sepertinya karena segala kesalahan kita tidak sadar?
Tanda tanya besar yang terus menerus nongkrong di dahi dengan jarak 5cm.
tapi sebenarnya jawabnya adalah,


 
blogger template by arcane palette