Apa jadinya bila pada satu malan adalah deadline dalam
jadwal kamu untuk menyelesaikan sebuah makalah dan belajar tentang hambatan
atensi, persepsi dan motorik. Apa jadinya bila sampai jam 19.43, yang kau
lakukan hanya memecet tuts tuts keyboard saja. Dan apa jadinya ketika dari pagi
kau hanya memasukan semangkuk mie kedalam perutmu itu?
Jadinya adalah belum ada apa apa yang kau lakukan. Masih stagnan.
Seperti isi kepala dan isi hatimu itu. Seperti saat kau masih menjadi siswa di
SMA. Seperti kau pertama kali menginjakkan di Universitas ini. Dan seperti saat
sekarang, saat kau masih juga memencet tuts-tuts keyboard ini.
Setiap kita adalah makhluk Tuhan yang sempurna. Mempunyai akal,
hati dan raga yang menjadi modalitas bagi kelangsungan hidup. Selanjutnya adalah
bagaimana cara kita memanfaatkannya agar menjadi maksimal dan termanfaatkan. Tetapi,
meski begitu, sebenarnya apa yang salah, sampai –sampai saya hanya maju satu
senti dalam satu hari?
Sepertinya karena usaha yang kurang? Sepertinya karena salah
jalan? Sepertinya karena segala kesalahan kita tidak sadar?
Tanda tanya besar yang terus menerus nongkrong di dahi
dengan jarak 5cm.
tapi sebenarnya jawabnya adalah,
No comments:
Post a Comment