Tunggu saja! Tunggu saja
saat aku dewasa nanti, lihat saja sendiri!
Bagai bocah centil yang
menari kesana kemari, bagai remaja kemarin sore yang selalu memerah ketika pujaannya
datang. Menghadapi dunia dengan tangis dan tawanya, hanya dia saja yang
bersorak, ber-riang, tersedu sedan saja
Menyapa dunia dengan
ramahnya, seolah hitam hanya ada dalam dongeng saja, tapi terkadang juga
menutup mata dari ketiadaan
Mematut diri setiap
pagi,
Menggosok gigi
Memilih gaun
Tersenyum tanpa luka
Berpikir dunia akan
sama setiap harinya
Pikirmu peluh ayah,
luka tangan ibu hanya tanpa harga? Jangan begitu cantik, kelak kau akan
gantikan mereka, dan rasanya akan berbeda dengan saat ini,
Jangan begitu sayang,
pikirmu kau tanpa kakak? Kau tanpa Oki-nya Nirmala, seperti Nobita tanpa
Doraemonnya?
Coba sapa luka mereka,
cobalah bercermin pada setiap sorot mata,
Jadi Nisa, cobalah
berdiri tegak, melangkahlah, berdoa saja
Berlari lebih kencang,
lebih jauh,
Mungkin saja pagi
nanti,kamu benarbenar disihir jadi dewasa
Tunggu saja! Tunggu saja
saat aku dewasa nanti, lihat saja sendiri!
No comments:
Post a Comment