Ada saat-saat kita merasa tidak bisa apa-apa. Kita tercengang dengan
segala kelebihan dan kemampuan teman-teman atau orang lain. Kita merasa
tidak berdaya, tidak mampu membuat satu pun karya yang biasanya.
Memang
seperti itu kan? kita hanya dipinjamkan, kita memang tidak bisa
apa-apa, tidak memiliki apa-apa. Beristigfarlah, disaat seperti itu,
ambil banyak banyak pelajaran dari apa yang kamu rasakan dan pikirkan,
ada frustasi, bingung, dan kadang hilang arah. tetapi hakikatnya kita
belajar hal lain, tentang keberkahan ilmu, tentang kerendahan hati untuk
mengakui segala kecemerlangan dan kecepatan ide serta optimalnya kerja
kita adalah ijin dari Allah. kita juga belajar tentang niat yang lupa
sering berbelok arah, tidak lagi lurus saat di tengah atau diakhir
eksekusi karya. Manusia memang rentan terbuai kan. Salah satu pelajaran
lainnya adalah Allah telah membuat kita paham kalau kita ternyata
sedang belajar, dia membuat kita dapat mengambil pelajaran, aku, kamu
tentu mempunyai rasa dan pikir yang berbeda. Allah sedang membelajarkan.
Berlimpah
terkadang rasa syukur kita jika mendapat hujan makna dari setiap
episode hidup, dan semuanya bermuara pada rasa terima kasih yang banyak
dan keyakinan Allah memang mengurus kita. Banyak emas bertebaran sebagai
hikmah kehidupan, tetapi seharusnya inilah emas terbaik yang harus kita
dapatkan, keinsyafan tentang hakikat Laa Ilaa ha Illallaah, Tiada Tuhan selain Allah.
Pagi yang penuh semangat ini adalah hadiah bagi malam kemarin yang penuh dengan tanda tanya dan kebingungan kebingungan akal. Barakallahu fikum.
Sunday, November 29, 2015
Tuesday, November 24, 2015
Apa? haha
Teringat
akan kisah para sahabat dan kerabat Rasul yang beriman di awal
kerasulan Nabi, hari-hari dimana mereka mengimani Allah dan Rasul serta
segala wahyu dan kabar gembira dan peringatan. Mereka benar-benar telah
hijrah dengan kepercayaan dan pandangan hidup yang baru. Mereka
bersegera atas perintah dan tidak ada keraguan untuk menyempurnakan iman
dengan berjalan di tengahtengah ancaman.
Kita pun, aku pikir memiliki fase itu, fase awal, sebuah fase besar yag sangat menentukan, saat kita benar-benar beriman, percaya pada Allah dan Rasul, lalu kita hijrah dengan kepercayaan dan pandangan hidup yang baru, mengubah haluan langkah, perjuangan dan segala pencapaian hidup di bumi ini, sehingga cita-cita kita bukan lagi tentang bumi, tapi tentang langit, sehingga pikiran kita tidak lagi untuk diri sendiri tetapi menyelamatkan banyak jiwa dan nama.
Memeluk keyakinan, memeluk syahadat didalam hati kita, dan kita paham ada langkah dan tubuh yang akan tumbuh dan berjalan melebihi manusia rata-rata, tidak dapat dijelaskan bagaimana.
Mengejar terus, memperbaiki perjalanan lagi belajar lagi :)))))
Kita pun, aku pikir memiliki fase itu, fase awal, sebuah fase besar yag sangat menentukan, saat kita benar-benar beriman, percaya pada Allah dan Rasul, lalu kita hijrah dengan kepercayaan dan pandangan hidup yang baru, mengubah haluan langkah, perjuangan dan segala pencapaian hidup di bumi ini, sehingga cita-cita kita bukan lagi tentang bumi, tapi tentang langit, sehingga pikiran kita tidak lagi untuk diri sendiri tetapi menyelamatkan banyak jiwa dan nama.
Memeluk keyakinan, memeluk syahadat didalam hati kita, dan kita paham ada langkah dan tubuh yang akan tumbuh dan berjalan melebihi manusia rata-rata, tidak dapat dijelaskan bagaimana.
Mengejar terus, memperbaiki perjalanan lagi belajar lagi :)))))
quotes
"Saat di bumi kamu mulai tertarik dan sangat bau
manusia, tatap saja langit yang tinggi luas dan tempat bersemayanya sang
Pencipta, semoga cepat waras untuk tidak tertarik mendiami bumi"
Menangkap Makna
Hal-hal yang baik akan berjodoh dengan yang baik, seperti niat dan
prasangka yang baik akan dipertemukan dengan hal-hal yang baik,
dimudahkan bertemunya, jalannya.
Hal-hal yang baik terkadang tertakdir sebagai saripati, bukan sebuah bentuk. Tertakdir sebagai maksud bukan sebuah jalan. Terkadang jalan-jalan berkelok dan terjal adalah pernatara banyak kebaikan.
Sunyi, perih, sedih, lelah tapi sering menarik menuju Allah tentu lebih baik dari tawa, gemerlap, senang yang menjadikan buta, menjadikan lupa mengingat Pencipta.
Semuanya tentang peluang, bisa kita dapatkan atau kita lewatkan, karena kita sendiri yang memilih apa yang akan kita makan.
Hal-hal yang baik terkadang tertakdir sebagai saripati, bukan sebuah bentuk. Tertakdir sebagai maksud bukan sebuah jalan. Terkadang jalan-jalan berkelok dan terjal adalah pernatara banyak kebaikan.
Sunyi, perih, sedih, lelah tapi sering menarik menuju Allah tentu lebih baik dari tawa, gemerlap, senang yang menjadikan buta, menjadikan lupa mengingat Pencipta.
Semuanya tentang peluang, bisa kita dapatkan atau kita lewatkan, karena kita sendiri yang memilih apa yang akan kita makan.
Monday, November 16, 2015
Di atas gantungan
Jadi setelah jatuh bangun, kamu benar-benar
bangun
Bangun, membuka mata dan memilih benih untuk
ditanam. Terbaik, benih yang sangat penting untuk ditumbuhkan.
Tak perlu panjang lebar diceritakan lagi
kisah kisah haru dan kesusahan untuk bangun sekarang. Cukup aku bilang itu
adalah masa-masa pancaroba. Pada akhirnya aku bangun kan? Bersyukur pada Tuhan.
Meskipun bangunku kesiangan, pada usia yang 21 tahun sekarang.
Ah ya! Benih itu yang paling penting. Setelah
memilih benih aku terlanjur merasa senang sampai-sampai aku keluar rumah dan
menyapa semua orang. Menyapa sampai larut malam hingga pagi buta, belum cukup
puas dengan menyapa, kulanjutkan dengan mengintip laku-laku para tetangga. Aku
ingin melihat apakah benih mereka lebih bagus dari punyaku? Bagaimana mereka
bahagia dengan benih yang menurutku tidak lebih bagus dari benih yang ku pilih
kemarin malam?
Dari RT ke RT, Kampung ke Kampung aku
berkelana, sampai-sampai lupa benih yang kutinggal dirumah, hingga aku
menemukan seseorang yang memiliki benih yang sama dengan yang kupunya, tapi aku
sangat terpukau, benih miliknya telah membesar, setiap saat membesar, bahkan
berdaun, berbunga dan hampir akan berbuah. Bunganya, sangat indah dan
berwarna-warni. Aku sangat terpesona. Lalu teringat benih kecil dirumah.
Teringat kalau lupa ditanam, disiram, dinyanyikan.
Aku kembali, menginsyafi kelalaian bahwa benih itu
adalah sesuatu yang kamu dapatkan di awal, dia akan menjadi sebenar benarnya
guna ketika kamu menumbuhkannya, membentuk akan tumbuh jadi apa.
Dan beberapa kelalaian lain yang aku sadari, kita
hanya harus memupuk keyakinan tentang pilihan. Kamu telah memilih sesuatu yang
Tuhan katakan terbaik! Maka cukuplah bagimu semua jaminannya, tak usah kau
menengok dan merasa haus akan warna kembang yang lain. Beberapa lama memelajari
beragam bentuk manusia seharusnya cukup membuat kamu paham bahwa setiap orang
mempunyai kecenderungan dan karya yang berbeda, setiap orang hanya layak
dibandingkan dengan dirinya sendiri, lampaunya dan dia saat ini. Kita juga
paham bahwa dunia selalu punya pesona paling picik untuk memikat, lalu
menjerat, kemudian menggulung dan menghinakan para hamba.
Terkadang sebuah jiwa merasa tidak puas dengan
dirinya sendiri karena ia belum mengenal baik tumpuannya, tujuannya. Terkadang kita
tidak cukup kuat melawan godaan halus para setan.
Pertama tama agar kau tidak melulu melihat yang lain,
kamu harus meluruskan pandangan pada dirimu sendiri, lalu kamu menetapkan titik
tempat tujuanmu bersemayam, langit! Dimana kerajaan Tuhanmu berdiri, lalu kamu tarik
garis dari titik tempatmu berdiri menuju langit diatas sana. Nah, selama hidup
ingat ingat tali itu, pegang erat-erat. Semua kebutuhan keluhan, harapan, bahan
bakar, dan semua kisah hidup sampaikan saja kesana. Pegang erat erat, kemanapun
ia membawamu, kamu ikut, setidaknya membuatmu mawas setiap harinya, siapa, bagaimana,
kemana, kapan, mengapa, dan apa sebenarnya kita.
Motivation is what u get started, habit is
what u keep going.-unknown
Iman adalah
mutiara didalam hati manusia lalu kamu harus bergerak menuju panggilan
panggilan agar sampai pada titik ketetapan akhir yang sudah dituliskan dengan
benar benar selamat.
“dan barang siapa yang berserah diri kepada
Allah sedang dia berbuat kebaikan, sesungguhnya dia telah berpegang kepada
buhul (tali) yang kokoh. Hanya kepada Allah kesudahan segala urusan”
meruntuhkan menara
hati-hati disetiap detik kita
kita membangun kebiasaan-kebiasaan baik, tetapi lupa mencegah diri dari kebiasaan-kebiasaan buruk yang tidak disadari seperti mendekati subhat, gibah, prasangka, dan perkara yag pritil-pritil lainnya. itu sepertikita membangunmenara sambilmeruntuhkan tiang, semuanya akan hilang ~
samasama mengingatkan yoshh
kita membangun kebiasaan-kebiasaan baik, tetapi lupa mencegah diri dari kebiasaan-kebiasaan buruk yang tidak disadari seperti mendekati subhat, gibah, prasangka, dan perkara yag pritil-pritil lainnya. itu sepertikita membangunmenara sambilmeruntuhkan tiang, semuanya akan hilang ~
samasama mengingatkan yoshh
Subscribe to:
Posts (Atom)