Thursday, July 21, 2016

:)

Dari sekian lama waktu yang dilalui untuk membangun bangunan iman dan kekhusyuan, sepertinya masih banyak yang harus dibenahi tentang dua kalimat syahadat beserta rukun-rukunnya, ketika saya masih menggunakan standar dunia untuk hidup, masih membandingkan kesuksesan dengan dunia orang lain, masih lupa dengan tujuan dan prioritas amal yang harus dilakukan, masih sulit itsar dan husnudzon kepada teman teman dekat sekalipun, ketika saya masih sulit untuk hidup menggunakan aturan agama sebagai tata cara dalam hidup sehari-hari, ketika masih hidup untuk diri sendiri,  ketika lupa niat awal, ketika saya masih sering terpalingkan,
Dari sekian banyak waktu yang menjadi takdir untuk saya lalui, saya sangat senang dan bahagia sekali dapat jatah waktu untuk ditegur, jatah waktu untuk sadar dan dipanggil kembali memeluk sang pencipta.
Dari sekian waktu yang membentang antara saat ini dan batas masa hidup di dunia yang masih terhijab, sedetik pun cukup untuk balik lagi memperbaiki dan membangun niat, diberikan kesempatan untuk dapat lebih taat.
Cahaya hidup itu, ditakdirkan. Takdir itu diusahakan. Jika tidak pernah mencari atau tidak berusaha, semakin jauhlah padanya.
Dari sekian puluh ribu manusia yang diciptakan, berusaha saja menjadi manusia yang dipilih sebagai hamba, yang selamat dan ditunjukkan. 

Saturday, May 28, 2016

Jeda di Hapalan Shalat Delisa

“Orang-orang yang kesulitan melakukan kebaikan itu mungkin karena hatinya Delisa, hatinya tidak ikhlas! Hatinya jauh dari ketulusan..  ”
-Hapalan Shalat Delisa

Hakikat
Menang adalah mencapai hal tertinggi
Kemenangan sejati adalah disampaikannya kita kepada makna hakikat penciptaan di setiap akhir urusan-urusan dunia maupun akhirat. Bertemu dengan setiap kalimat Tuhan.
Perjalanan untuk orang-orang yang ingin “hidup” atau dipilihkan untuk “hidup” benar-benar perjalanan yang panjang. Rasa-rasa yang disiapkan diperjalanan seringkali menjebak, sebagiannya membuat kita mengira telah sampai diujung, orang-orang yang mengalami ilusi,  sebagian lagi membuat kita berhenti, dan sebagian lagi ternyata sangat beruntung disampaikan pada hakikat tertinggi dari sebuah maksud perjalanan. Hanya orang-orang pilihan Tuhan yang menang, sebagian karena dia berusaha, sebagian karena dihatinya masih ada kebaikan, sebagian yang lain entahlah, itu misterius. Hak perogatif seorang pencipta atas ciptaannya.
Menang juga tentang keutuhan pesan dari sebuah ibadah.
Maka bersikap tuluslah, berlaku ikhlaslah, agar supir si hati kita lurus mencapai maksudnya saat sedang mengerjakan kebaikan dan ibadah.  
Saya baru banget baca novel ini, so touching. Menampar saya yang sudah lanjut usia seperti ini. Itulah paragraph pengakuan dan perasaan yang saya sadari usai membaca hingga selesai, dan mungkin pernah singgah tapi saya lupakan. Pesannya banyak, tapi yang ingin benar benar dicatat adalah perihal diatas. Entah pesan sebenarnya yang penulis ingin sampaikan hehe.  
Mari bercerita! Saya ingin mendengar lebih banyak! Mari mari dan mari !
Mari melangkah dengan hati, dan hati-hati hihi. Salam buat Delisa  dari teteh Anisa bhahaha





Monday, February 29, 2016

Nenek Kehilangan

Tadi pagi-pagi sewaktu menunggui nenek di tempat tidur, aku melihat bulir-bulir bening itu telah lelah bertahan di liang mata, lelah menggenang di dasar hati dan kepala, jadi nenek mengijinkan semua bulir keluar liang  dan turun membanjiri pipi. dan nenek sangat kikuk ketika melihat aku datang sambil memandang pilu, lalu beliau terbata mengucapkan lima patah kata yang membuat aku kehabisan kata. 
panjang sekali hari-harimu, kehilangan yang terus menerus menghampiri tidak pernah lupa menagih para penggantinya, hanya kau lupa bahwa kau tidak pernah mengutang apapun, kau semakin kehilangan detik-detik yang sebenanya bisa lebih indah dari detik kebersamaanmu dengan mereka yang kau tangisi. Pada akhirnya kehilangan itu telah menipumu dengan menagih penggantinya, sisa sisa waktumu. Sisa sisa itu telah habis disiram tangis, padahal kau tidak pernah mengutang apapun, kau semakin kehilangan detik-detik yang sebenanya bisa lebih indah dari detik kebersamaanmu dengan mereka yang kau tangisi. bukankah kehilangan hanya tipuan waktu saja, tidak akan mengubah caramu memandang segala sisa seharusnya, bukankah kehilangan hanya tipuan waktu saja, para yang bernyawa akan menghilang juga, kita hanya tidak tahu nomor urutnya
Nek, aku ikut ikutan merasakan malam dan siang yang panjang ketika menungguimu, merasa gemas dan kebingungan saat ingin menyanyikan lagu yang patah tumbuh dan yang hilang berganti. apakah menyayat seperti belati? diam-diam aku tetap bernyanyi, berjanji liburan yang akan datang akan cepat cepat pulang. 
Nek, tidak ada kehilangan yang berarti semestinya, selama kita tahu kemana para kesayangan itu berlabuh, selama kita tahu mereka baik baik saja tidur di jaga cahaya para tabungan ayat, Nek,  tidak ada kehilangan yang berarti semestinya selama kita tahu kita akan dikumpulkan lagi di syurgaNya .

Tuesday, December 8, 2015

Kaset Ibu

Ibu
Dapatkah kau putar lagi kaset kebanggaanmu
saat kau berusia tujuh tahun itu
dapatkah kau putar lagi kaset yang itu
saat kau harus memasakan nasi dan lauk untuk adik adikmu
saat itu kau baru Sembilan kan?
Ibu, dapatkah kau putar lagi yang itu, lalu yang itu, lalu yang itu
Saat kau harus pergi kuliah di Jakarta
Menumpang dirumah bibimu, katanya setiap hari kau terbiasa mencuci dan sapu sapu
Ibu, putar lagi kaset yang itu,
Aku ingin ikut merasakan kegoncangan jantungmu saat ayah dan kakek saling berjabat tangan meneriakan bahwa kau sah jadi seorang istri
Ibu, pasti kau sangat cantik saat itu
Ibu, kaset mana lagi yang sangat kau suka?
ibu, mengapa kau bisa yakin bahwa ayah adalah separuh agamamu?
Ibu, mengapa kau yakin untuk memakai jibab saat itu?
Ibu, mengapa kau yakin untuk menjadi seorang guru?
Ibu mengapa kau sangat yakin untuk mencintai anak anakmu?
Ibu, bolehkah ku putar ulang semuanya?
Barangkali aku akan ikut menemukan kepingan kepingan tekadmu
Barangkali aku bisa disulap jadi pejuang sepertimu
Barangkali aku bisa hidup didalam mata kehidupanmu
Yang telah kau pagari dengan airmata mengiba pada Pencipta kita
Dan aku tidak akan pernah merasa kehilangan lagi
Dan aku  akan punya kaset yang bisa kuputar sendiri untuk anak anakku nanti


Sunday, November 29, 2015

Ada saat-saat kita merasa tidak bisa apa-apa. Kita tercengang dengan segala kelebihan dan kemampuan teman-teman atau orang lain. Kita merasa tidak berdaya, tidak mampu membuat satu pun karya yang biasanya.
Memang seperti itu kan? kita hanya dipinjamkan, kita memang tidak bisa apa-apa, tidak memiliki apa-apa. Beristigfarlah, disaat seperti itu, ambil banyak banyak pelajaran dari apa yang kamu rasakan dan pikirkan, ada frustasi, bingung, dan kadang hilang arah. tetapi hakikatnya kita belajar hal lain, tentang keberkahan ilmu, tentang kerendahan hati untuk mengakui segala kecemerlangan dan kecepatan ide serta optimalnya kerja kita adalah ijin dari Allah. kita juga belajar tentang niat yang lupa sering berbelok arah, tidak lagi lurus saat di tengah atau diakhir eksekusi karya.  Manusia memang rentan terbuai kan. Salah satu pelajaran lainnya adalah Allah telah membuat kita paham kalau kita ternyata sedang belajar, dia membuat kita dapat mengambil pelajaran, aku, kamu tentu mempunyai rasa dan pikir yang berbeda. Allah sedang membelajarkan.

Berlimpah terkadang rasa syukur kita jika mendapat hujan makna dari setiap episode hidup, dan semuanya bermuara pada rasa terima kasih yang banyak dan keyakinan Allah memang mengurus kita. Banyak emas bertebaran sebagai hikmah kehidupan, tetapi seharusnya inilah emas terbaik yang harus kita dapatkan, keinsyafan tentang hakikat Laa Ilaa ha Illallaah, Tiada Tuhan selain Allah.
Pagi yang penuh semangat ini adalah hadiah bagi malam kemarin yang penuh dengan tanda tanya dan kebingungan kebingungan akal. Barakallahu fikum.

Tuesday, November 24, 2015

Apa? haha

Teringat akan kisah para sahabat dan kerabat Rasul yang beriman di awal kerasulan Nabi, hari-hari dimana mereka mengimani Allah dan Rasul serta segala wahyu dan kabar gembira dan peringatan. Mereka benar-benar telah hijrah dengan kepercayaan dan pandangan hidup yang baru. Mereka bersegera atas perintah dan tidak ada keraguan untuk menyempurnakan iman dengan berjalan di tengahtengah ancaman.

Kita pun, aku pikir memiliki fase itu, fase awal, sebuah fase besar yag sangat menentukan, saat kita benar-benar beriman, percaya pada Allah dan Rasul, lalu kita hijrah dengan kepercayaan dan pandangan hidup yang baru, mengubah haluan langkah, perjuangan dan segala pencapaian hidup di bumi ini, sehingga cita-cita kita bukan lagi tentang bumi, tapi tentang langit, sehingga pikiran kita tidak lagi untuk diri sendiri tetapi menyelamatkan banyak jiwa dan nama.

Memeluk keyakinan, memeluk syahadat didalam hati kita, dan kita paham ada langkah dan tubuh yang akan tumbuh dan berjalan melebihi manusia rata-rata, tidak dapat dijelaskan bagaimana.
Mengejar terus, memperbaiki perjalanan lagi belajar lagi  :)))))

quotes

"Saat di bumi kamu mulai tertarik dan sangat bau manusia, tatap saja langit yang tinggi luas dan tempat bersemayanya sang Pencipta, semoga cepat waras untuk tidak tertarik mendiami bumi"
 
blogger template by arcane palette